SEJARAH TERBENTUKNYA DESA SALIT





    Menurut cerita bahwa Desa Salit semula hutan belantara yang ditumbuhi bermacam-macam pohon besar dan dihuni hewan buas.
        Diperkirakan sekitar abad ke-17 sepasang suami istri bernama Kyai Saji dan Nyai Merto mulai merintis mendirikan Desa Salit, dengan mulai melakukan penebangan pohon-pohon besar dengan bekal seadanya dibantu istrinya Nyai Merto yang selalu setia membuatkan makanan sebagai bekal bekerja.
        Pada suatu ketika, setelah penebangan pohon sudah banyak yang roboh karena sudah puluhan tahun, Kyai Saji merasa kehausan  saat bekerja di tengah hutan, lalu ia mencari sumber air kesana-kemari, bahkan disegala penjuru.Namun tidak ditemukan sehingga keluarlah ucapan dari Kyai Saji “ Besok kalau disini sudah banyak penghuninya dan tanah-tanah bekas hutan sudah dapat dimanfaatkan, tempat ini akan saya beri nama Desa Salit, yang artinya Haus”.
        Selanjutnya Kyai Saji meneruskan penebangan pohon-pohon yang belum ditebang, pohon-pohon yang sudah tumbang dibakar serta menunggu apinya padam,baik yang kearah timur,selatan,barat, maupun utara yang menjadi batas-batas wilayah desa.Lalu Kyai Saji mengumpulkan sisa-sisa kayu yang sudah terbakar ditumpuk menyerupai lingkaran sampai tinggi sekali bersap-sap.Setiap harinya Nyai Merto mengantarkan makanan dan minuman untuk Kyai Saji, dan timbul rasa heran untuk apa kayu-kayu dikumpulkan dan ditumpuk-tumpuk?  Setiap ditanya jawabannya dirahasiakan. Pada suatu hari Nyai Merto mengintip tingkah laku suaminya yang cukup aneh, diperkirakan oleh Nyai Merto bahwa kayu-kayu tersebut sengaja dikumpulkan untuk membakar dirinya.Namun, pada akhirnya karena desakan Nyai Merto, Kyai Saji pun mengaku bahwa dia mau “Pati Obong” secara bersama-sama dengan Nyai Mertot dan Nyai Merto pun menyetujuinya.
        Kejadian demilian diketahui oleh seluruh penduduk Desa Salit,yang akhirnya jazad dari Kyai Saji dan Nyai Merto yang sudah menjadi abu dimakamkan ditempat itu juga secara berdampingan.Tempat pemakamannya sampai sekarang masih ada di Dusun IV yang diberi nama Dusun Sajimerto.

1 komentar:

  1. Salam kenal kakak - kakak unnes yang luar biasa.
    terima kasih telah menjadi bagian dari desa salit, telah berkontribusi secara tenaga, material dan waktu untuk membantu membangun desa salit.
    mohon maaf dengan tidak mengurangi rasa hormat,apa boleh tau untuk sumber referensi artikel ini berasal dari mana?. apakah dari buku atau dari narasumber langsung?, seandainya dari buku bagaimana cara saya bisa ikut secara langsung menyimak isi buku tersebut, jika secara lisan dimana saya bisa mendengar langsung dari sumber yang luar biasa tersebut. Mohon infonya.

    BalasHapus